Guna melestarikan angklung yang kini sudah mulai dijauhi oleh anak – anak bahkan remaja, karena pengaruh budaya dari luar, Satrio Ketua TBM Pustaka Jana Desa Rawapanjang mengajak anak – anak bahkan sampai lansia untuk berlatih angklung.
Meski sudah jarang kita lihat permainan angklung, namun TBM Pustaka jana berupaya agar lingkungannya TBM bisa lebih mengenal dan memanfaatkan angklung sebagai alat musik tradisional yang diakui dunia, bahkan tercatat di Unesco, bahwa angklung berasal dari Indonesia, papar Satrio selaku ketua TBM Pustaka Jana, Sabtu malam (14/9/24).
Kegiatan anggota Taman Bacaan Masyaralkat atau lebih dikenal dengan nama TBM Pustaka Jana ini bukan hanya membaca, tetapi banyak kegiatan lain yang dilakukan seperti, puisi, tari, pantomim, olah raga dan berbagai macam kegiatan ketrampilan lainnya untuk meningkatkan kemampuan para pembaca di Tbm Pustaka Jana.
Suasana keceriaaan serta keseriusan terlihat para peserta latihan angklung yang mengiringi lagu Kasih Ibu Ciptaan SM.Moctar, meski terkadang salah, dan menjadi tertawaan teman , namun tidak mengurangi semangat berlatih, papar Satrio.
Ketua TBM Pustaka Jana ,Satrio nomor 1 dari kanan bersama anggota TBM yang ikut berlatih angklung.
“Bersyukur saya bisa mengikuti latihan angklung dan terkadang salah, namun tak mengurangi semangat, tutur H.Sadikin Noor yang usianya menginjak 65 tahun, hal yang sama juga diutarakan Dikdik yang masih duduk dibangku sekolah SD kelas dua, menunjukkan keseriusan dan semangat saat berlatih.”(Red)